Sabtu, 17 Desember 2016

6 Alasan Kenapa Cowok yang Berjuang Demi Kemapanannya Sendiri, Paling Bisa Bikin Jatuh Hati



Apalah arti mobil kinclong, dompet tebal, tampang klimis, kalau ternyata semua modalnya itu masih minta pada orangtua?

Semua orang tahu dia itu lahir dan besar dari keluarga berkecukupan. Tapi cap sebagai anak orang kaya telah menempel di dirinya, dia justru tak menyentuh sedikitpun kemewahan yang ditawarkan. Alih-alih menggunakan mobil pribadi untuk ke kampus atau kantor, dia lebih senang naik angkutan umum atau paling tidak naik motor. Untuk membiayai semua kesenangannya, dia pun memilih bekerja keras, meski sebenarnya meminta ke orangtuanya pun bisa dengan mudahnya.

Duh, bikin meleleh nggak sih cowok seperti ini? Apalagi kalau kamu jadi satu-satunya orang yang merekam semua usahanya dari nol hingga benar-benar penuh atau 100 persen mapan. Sebelum kamu benar-benar jatuh hati, perlu kamu tahu juga alasan lain yang membuat hatimu luluh lantak.



1. Dia paham jika harta orangtua bukan alat untuk dipamerkan kepada siapapun, termasuk untuk memikat hati perempuan.



Daripada pamer harta, mending unjuk prestasi diri

Buatnya harta orangtua itu ya milik orangtua, bukan miliknya. Buatnya harta orangtuanya itu pun cukup membiayai pendidikannya saja, bukan sekaligus kesenangannya. Dia sadar sesadar-sadarnya, jika kesenangan harus dibayar dengan keringatnya sendiri, bukan hasil meminta kepada orangtua saja. Dia juga tak pernah berniat untuk menjadikan harta orangtua sebagai alat untuk dipamerkan kepada siapa pun. Apalagi sampai untuk memikat hati perempuan.

Karena itu, kamu bukan hanya rendah diri, tapi juga selalu berusaha untuk tampil mandiri.


2. Tekadnya untuk sukses dengan keringat sendiri, secara tak langsung membentuk pribadinya yang kuat dan mandiri.



Tak peduli omongan orang yang hilir mudik di telinga, “kamu kan anak orang kaya, kenapa harus repot-repot usaha ini itu buat menghasilkan rupiah? toh tinggal minta pun pasti dikasih”

Alih-alih mengandalkan terus harta orangtua yang melenakkan. Dia justru bertekad sejak dini untuk keluar dari zona aman. Jika dia harus merantau demi perjuangan dan kemandirian, itu pun tak jadi masalah untuknya. Terlebih dipikirannya sudah terpantri kuat, dia ini seorang cowok yang kelak menjadi kepala keluarga. Kalau nggak dari sekarang berusaha untuk sukses sendiri, bagamana dengan masa depannya. Masa iya, anak istrinya akan makan dari hasil minta-mintanya ke orangtua?

Usahanya ini pun bagian dari pembelajarnya untuk bertanggungjawab dengan dirinya sendiri. Sebelum akhirnya dia bisa memegang tanggung jawab lain yang lebih besar. Mungkin juga termasuk menjaga kamu kelak. Tanpa dia berujar banyak, orang lain pun pasti akan menilai, ternyata tekadnya sukses dengan keringat sendiri itu membentuk pribadinya yang kuat dan mandiri.


3. Tahu sulitnya berjuang, pun membuat dia lebih menghargai banyak hal. Perasaan dan kehadiranmu di hidupnya akan berarti sekarang hingga nanti.



Berjuang untuk sukses itu tak pernah mudah, dan dia sudah tahu bagaimana rasanya. Jatuh bangun, merangkak, bahkan mengais-ngais berbagai kesempatan sudah pernah dia lakoni. Bisa dibilang perjuangannya untuk sukses itu tak sekedar mendaki sebuah puncak gunung, tapi juga menyebrangi perairan yang luas, yang mungkin saja pernah hampir membuatnya tenggelam.

Dari semua kesulitan, akhirnya dia belajar jika semua hal di hidupnya ini berharga dan patut untuk dihargai, sekecil apapun itu. Sudah pasti juga sikapnya yang seperti ini berlaku dengan perasaan dan kehadiranmu di hidupnya sekarang hingga nanti. Karena dia pun tahu, untuk mendapatkanmu itu tak mudah, sama sulitnya ketika ia berjuang untuk sukses dulu.


4. Kemapanan yang jadi prioritas utama, menjadi bukti dia paham dengan tujuan hidupnya. Tak perlu khawatir, main-main tak ada di kamusnya.



Untuk mengejar kemampanan sudah pasti dia harus bersunguh-sungguh. Masa iya masih ada dipikirannya untuk main-main dengan banyak hal. Bukan, dia bukan orang yang kaku dan tak bisa diajak bersenang-senang. Hanya saja dia punya keteguhan hati yang membuatnya serius dalam melakoni prioritas utamanya. Bisa dibilang dia pun tahu tujuan utama dalam hidupnya itu apa. Kelak jika saatnya untuk bersenang-senang tiba, dia juga pasti bisa menjadi orang yang menyenangkan.


5. Perjuangan dia untuk mapan juga cerminan keteguhan pribadinya. Bersama dia pastinya kamu pun tak akan dibuatnya ragu.



Saat terbentur kegagalan berkali-kali, dia harus meyakinkan kembali dirinya, kelak kesuksesan itu pasti akan bisa dicapai. Sedangkan untuk meyakinkan dirinya, kita semua sudah pasti tahu, jika dia perlu memiliki keteguhan hati. Tanpa keteguhan hati ibarat pohon yang tak berakar, ketika datang angin kencang, dia akan tumbang-jatuh dengan telaknya.

Sampai sini, bukankah sudah jelas, pejuangannya demi kemapanan adalah cerminana ketugahan hatinya. Dan keteguhan itu pun pasti berlaku pada sikapnya ke kamu. Dia saja bisa meyakinkan hatinya, apalagi meyakinkan hatimu untuk tak ragu lagi.


6. Terlebih jika kamu jadi salah satu orang yang setia mendukungnya, sudah pasti dia tak akan menyia-nyiakanmu.



Saat masih mahasiswa dulu, kamu satu-satunya teman perempuan yang tak pernah komplain jika harus pergi dengan kendaraan umum. Kamu juga orang yang ringan tangan membantu usahanya untuk berdikari sendiri. Meski kamu pun tahu dia datang dari keluarga yang berada. Tapi, entah kenapa kamu tak mengungkit kemewahan yang harusnya bisa dia nikmati dengan percuma. Kamu justru semakin medukung apa yang sudah menjadi pilihan dipikiran dan perasaannya, jika dia harus sukses dengan kerja kerasnnya sendiri.

Percaya lah, di matanya kamu itu seseorang yang bukan hanya teman, tapi sudah menjadi patner untuk berbagi banyak hal dengannya. Sebab ini lah yang membuat dirinya tak ada niat untuk menyia-nyiakan kamu. Apa pula yang dia cari, ketika kemapanan sudah ada di depan mata? Kalau bukan kamu yang dia niatkan untuk menjadi pendamping hidupnya.

Tags

0 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.

About

Blogger templates

Blogroll

Popular Posts